Setelah sarapan yang malas bersama ibu tiriku, aku tidak bisa menahan tubuh memikatnya. Tanpa menghiraukan jarak usia kami, kami menikmati kejar-kejaran liar, saling menjelajahi hasrat.
Bangkit pagi, kutemukan ibu tiriku yang sekali pakai sedang bekerja, menyiapkan sarapan pagi yang lezat.Punggungnya dibalik, tak menyadari kehadiranku.Merebut kesempatan itu, kulingkarkan tanganku disekelilingnya, membelai lekuk tubuhnya yang cukup.Dia tersentak kaget, tapi segera pasrah pada kenikmatan yang memabukkan.Makan pagi kami dengan cepat beralih ke perselingkuhan yang panas, dengan dia membimbingku melalui seni bercinta.Rasanya, nuansanya, semuanya membasahiku seperti beban sensorik.Ini lebih dari sekedar membuang cepat; ini adalah perselingquran yang meledak-ledak, sebuah bukti, bukti dari gairah mentah yang menyusup di antara kami.Dan saat matahari mulai terbit, kami memulai perjalanan di mana, di sebelah kami akan memulai perjalanan dengan pertanyaan yang menerangi.
Suomi | ह िन ्द ी | English | 汉语 | Magyar | Български | الع َر َب ِية. | Bahasa Melayu | Português | עברית | Polski | Română | Svenska | Русский | Français | Deutsch | Español | Dansk | 한국어 | Bahasa Indonesia | Italiano | Čeština | Ελληνικά | Nederlands | Slovenščina | Slovenčina | Српски | Norsk | ภาษาไทย | Türkçe | 日本語