Tak disangka, para bhikkhu memutuskan untuk bersenang-senang di udara terbuka.Mereka saling melucuti pakaian masing-masing dan menikmati kenikmatan terlarang, yang biasanya mereka sembunyikan di bait suci.
Di pedesaan yang tenang, sepasang biksu memulai perjalanan spiritual mereka, berjalan melalui ladang terbuka.Tanpa diketahui mereka, godaan menggoda menanti, pakaian provokatifnya kontras dengan latar belakang hijau. Para biksu, awalnya terkejut dengan penampilannya yang berani, segera menyerah pada daya tariknya yang tak tertahankan.Inhibisi mereka yang ditinggalkan, mereka menggali dunia hasrat duniawi. Wanita itu, yang sekarang dihiasi dalam pakaian biksu itu, menguasai, membimbing setiap gerakan mereka.Pertukaran kekuatan yang menawan begitu intens. Lapangan menjadi taman bermain mereka, tarian birahi mereka tak terputus oleh berlalunya waktu atau mata yang mengintip.Seiring dengan mulai terbenamnya matahari, pertemuan itu berakhir tak terduga. Para bhikkhu, yang ditinggalkan dalam keadaan euforia, merenungkan pertemuan surealis.Wanita itu, sekencang dia tiba, lenyap ke kejauhan, meninggalkan mereka tanpa apa-apa selain kenangan pertemuan terlarang mereka.Demikianlah, para bhiksu melanjutkan perjalanan mereka, hati mereka berat dengan pengetahuan bahwa pertemuan seperti itu sekilas, namun abadi dalam pikiran mereka.
Suomi | Dansk | Ελληνικά | Čeština | Magyar | Български | الع َر َب ِية. | Bahasa Melayu | 汉语 | עברית | Polski | Română | Svenska | Русский | Français | Deutsch | Español | Italiano | Português | Türkçe | Bahasa Indonesia | ह िन ्द ी | English | Nederlands | Slovenščina | Slovenčina | Српски | Norsk | ภาษาไทย | 한국어 | 日本語